Kembali Pengurangan Bahaya Tembakau

Mengenal Lebih Jauh Mengenai Tobacco Harm Reduction

Kesadaran mengenai bahaya kebiasaan merokok di tengah masyarakat semakin meningkat, termasuk di antara para perokok. Bahkan, banyak perokok yang ingin sekali berhenti merokok, tetapi menemui kesulitan atau malah tidak tahu caranya sehingga kebiasaan merokok terulang kembali.

Oleh karena itu, salah satu hal paling penting yang dibutuhkan oleh para perokok untuk dapat mengurangi risiko dari kebiasaan mereka adalah akses terhadap informasi yang akurat, termasuk dalam hal cara dan strategi yang dapat mereka pilih. Salah satu di antara strategi tersebut adalah penerapan pengurangan bahaya tembakau (tobacco harm reduction). Apa itu pengurangan bahaya tembakau? Mari kita bahas lebih lanjut.

Baca juga:  Memahami Konsep Pengurangan Bahaya sebagai Langkah untuk Mengurangi Risiko di Berbagai Aspek Kehidupan

Apa itu pengurangan bahaya tembakau?

Konsep pengurangan bahaya tembakau (tobacco harm reduction) merujuk pada upaya-upaya yang bertujuan untuk mengurangi risiko penyakit terkait kebiasaan merokok. Diketahui, merokok merupakan salah satu kebiasaan yang dapat menimbulkan risiko, baik bagi perokok maupun orang lain di sekitarnya.  

Namun, di tengah masyarakat sering terjadi salah kaprah bahwa nikotin merupakan penyebab utama di balik risiko berbagai penyakit terkait kebiasaan merokok. Di sisi lain, nikotin merupakan zat kimia alami yang secara organik dapat ditemukan pada tembakau serta tanaman lain seperti tomat, terung-terungan, dan daun kol. Beberapa penelitian pun sudah membuktikan bahwa nikotin bukan merupakan penyebab utama berbagai penyakit terkait kebiasaan merokok, meskipun bersifat adiktif.

Buktinya, bahaya merokok ditimbulkan dari asap rokok, khususnya kandungan zat-zat berbahaya yang terdapat di dalamnya. National Cancer Institute (NCI) menyatakan, asap rokok mengandung lebih dari 7.000 zat berbahaya, yang sebagian di antaranya diketahui dapat menyebabkan kanker. Sebagian besar dari ribuan bahan kimia tersebut ditemukan di dalam TAR yang dihasilkan dari pembakaran rokok.

Maka dari itu, mulai banyak penelitian bermunculan untuk menjawab permasalahan risiko terkait kebiasaan merokok. Salah satu dari penelitian-penelitian tersebut dilakukan oleh Harm Reduction Journal, yang mengutarakan setidaknya dua pendekatan yang bisa dilakukan dalam menangani hal ini.

Pertama, menyosialisasikan bahaya merokok agar perokok berhenti sepenuhnya. Sebagai bagian dari pendekatan ini, pelaku industri juga harus dilibatkan dengan mewajibkan pencantuman informasi atau peringatan kesehatan pada kemasan rokok.

Cara kedua adalah pendekatan pengurangan bahaya (harm reduction). Dalam kesehatan publik, konsep pengurangan bahaya merupakan pendekatan yang bertujuan untuk mengurangi risiko kesehatan dan sosial yang terkait dengan kebiasaan atau penggunaan zat tertentu dengan memberikan alternatif lebih baik yang dapat menjadi pilihan, terutama jika berhenti total sulit dilakukan.

Dalam konteks kebiasaan merokok, pendekatan ini dapat dilakukan dengan mendorong perokok yang kesulitan berhenti untuk beralih ke produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, atau kantong nikotin.

Hal ini dapat menjadi pilihan, sebab berdasarkan riset dari Public Health England, penggunaan produk tembakau alternatif, yang tidak melalui proses pembakaran, memiliki risiko kesehatan hingga 95% lebih rendah dibandingkan dengan terus merokok. Meskipun tidak sepenuhnya bebas risiko, tetapi beralih ke produk-produk tersebut jelas merupakan pilihan yang lebih baik bagi para perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti.

Kunci dari rendahnya risiko produk tembakau alternatif jika dibandingkan dengan rokok adalah tidak adanya pembakaran. Produk alternatif tembakau tidak lagi menjadikan pembakaran sebagai metode dalam menghantarkan nikotin. Sebagai contoh, produk tembakau yang dipanaskan memanaskan batang tembakau asli dengan perangkat elektrik. Sedangkan rokok elektrik yang saat ini cukup populer menghantarkan nikotin dengan cara memanaskan cairan dengan kandungan nikotin melalui perangkat elektrik. Lain halnya dengan kantoong nikotin, produk alternatif ini menggunakan kantong berisikan nikotin dengan atau tanpa tembakau.

Itulah penjelasan singkat dari Masmin mengenai konsep pengurangan bahaya tembakau. Masmin mau mengingatkan, bahwa pilihan terbaik bagi perokok untuk mengurangi risiko terkait kebiasaan mereka adalah dengan berhenti total. Namun, menerapkan konsep pengurangan bahaya tembakau dengan beralih ke produk tembakau alternatif juga bisa menjadi pilihan, terutama jika berhenti merokok sepenuhnya terasa berat.

Dalam upaya untuk memaksimalkan potensi manfaat dari konsep pengurangan bahaya tembakau bagi masyarakat, dibutuhkan kerja sama yang baik dari semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, swasta, akademisi, hingga masyarakat itu sendiri.

Semoga artikel ini dapat menjadi langkah awal #SadarRisiko dan #KurangiRisiko bagi kita semua.

Kunjungi dan ikuti akun sosial media instagram @Masindo.id untuk mendapatkan informasi lain mengenai #SadarRisiko, agar dapat semakin #KurangiRisiko.

Baca juga artikel lain dari kami dan jangan lupa like dan share jika menurutmu artikel ini bermanfaat. Mari bersama-sama menjaga diri sendiri, sadar risiko sedari dini dan ikut menyebarkan informasi akan pentingnya sadar risiko kepada orang lain.

#SadarRisiko #KurangiRisiko #Masindo

Artikel Lainnya

Hari Populasi Dunia dan Pengurangan Risiko di Indonesia

Pendekatan Pengurangan Bahaya

Hari Populasi Dunia dan Pengurangan Risiko di Indonesia

Hari Populasi Dunia, yang diperingati setiap tanggal 11 Juli, menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran terkait dampak kepadatan penduduk di Indonesia. Pertumbuhan populasi yang pesat membawa berbagai konsekuensi, termasuk resiko terhadap lingkungan dan kesehatan individual di tengah kepadatan penduduk.

Menyongsong Indonesia Emas 2045: Membangun Generasi Sadar Risiko

Upaya Sadar Risiko

Menyongsong Indonesia Emas 2045: Membangun Generasi Sadar Risiko

Pada tanggal 17 Agustus 2024, Indonesia akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke-79. Momentum ini menjadi pengingat bahwa hanya tersisa 21 tahun lagi menuju Indonesia Emas 2045, saat negara kita genap berusia 100 tahun. Di tengah euforia perayaan kemerdekaan, muncul pertanyaan penting: Sudahkah kita siap menghadapi tantangan masa depan?

MASINDO: Pemerintah Didorong Terbuka Terhadap Bukti Ilmiah Produk Tembakau Alternatif

Pengurangan Bahaya Tembakau

MASINDO: Pemerintah Didorong Terbuka Terhadap Bukti Ilmiah Produk Tembakau Alternatif

Pemerintah dinilai perlu bersikap lebih terbuka dan adil dalam menyambut perkembangan penelitian dan inovasi terkait produk tembakau alternatif dan bukti pemanfaatannya dalam mengurangi bahaya tembakau