Kembali Pendekatan Pengurangan Bahaya

Jaga Kesehatan Sistem Pencernaan untuk Mengurangi Gangguan Metabolisme

Tahukah kamu bahwa sistem pencernaan berperan penting bagi metabolisme tubuh? Tidak hanya bertugas untuk menyerap nutrisi, sistem pencernaan juga berperan dalam menjaga daya tahan tubuh, lho!

Gangguan sistem pencernaan dapat terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Gangguan tersebut dapat menyebabkan ragam masalah kesehatan, mulai dari sembelit, diare, gangguan penyerapan nutrisi, refluks asam, peradangan usus, hingga gangguan pola makan.Jadi, menjaga sistem pencernaan sangatlah penting agar terhindar dari risiko-risiko kesehatan.

Sebelum masmin menjelaskan lebih lanjut cara menjaga kesehatan sistem pencernaan, simak dulu penjelasan di bawah ini. Let’s check it out!!

Apa itu Sistem Pencernaan? 

Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk mengolah makanan yang dikonsumsi menjadi nutrisi agar dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Sistem ini terdiri dari sejumlah organ dan struktur yang bekerja sama untuk mencerna makanan, mengabsorpsi nutrisi, dan mengeluarkan sisa-sisa residu.

Berikut adalah komponen utama sistem pencernaan:

  1. Mulut
    Proses pencernaan dimulai di mulut. Pada tahap ini makanan dikunyah dan dicampur dengan air liur yang mengandung enzim amilase untuk memulai pemecahan karbohidrat.
  2. Kerongkongan (esofagus)
    Setelah dikunyah, makanan bergerak melewati kerongkongan menuju perut melalui gerakan peristaltik.
  3. Perut
    Di dalam perut, makanan dicerna lebih lanjut dengan bantuan asam lambung dan enzim pencernaan. Proses ini mengubah makanan menjadi chyme, yaitu massa cairan yang kemudian akan bergerak ke usus.
  4. Usus Halus
    Usus halus terdiri dari tiga bagian: usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Di usus halus, nutrisi dari makanan dicerna lebih lanjut dan diserap melalui dinding usus ke dalam aliran darah untuk digunakan oleh tubuh.
  5. Usus Besar
    Setelah nutrisi diserap, sisa-sisa makanan yang tidak tercerna masuk ke usus besar. Di sini, air dan elektrolit diserap kembali dan sisa-sisa makanan diubah menjadi tinja sebelum dikeluarkan melalui anus.
  6. Organ Pendukung
    Ada beberapa organ pendukung penting dalam sistem pencernaan, termasuk hati, pankreas, dan kantung empedu. Hati menghasilkan empedu yang membantu dalam pemecahan lemak, pankreas memproduksi enzim yang membantu proses pencernaan, dan kantung empedu menyimpan empedu sebelum dilepaskan ke usus.

Proses pencernaan melibatkan koordinasi kompleks antara organ-organ tersebut yang diatur oleh sistem saraf dan hormon. Tujuan akhirnya adalah mengubah makanan menjadi zat-zat nutrisi yang digunakan tubuh sebagai energi, pertumbuhan, dan fungsi yang baik.

Pentingnya sistem pencernaan dalam tubuh

Jadi, sistem pencernaan memecah makanan dan mengubahnya menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh. Nutrisi tersebut mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Nutrisi yang diserap melalui sistem pencernaan memberikan dukungan bagi berbagai sistem tubuh seperti sumber energi yang diperlukan untuk aktivitas fisik dan fungsi metabolisme, mendukung pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, serta menjaga kesehatan tubuh.

Sistem pencernaan berperan penting untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak tercerna dan berguna bagi tubuh dalam bentuk tinja. Proses ini untuk membersihkan tubuh dari limbah dan racun yang dapat membahayakan jika dibiarkan di dalam tubuh.

Sistem pencernaan juga berperan dalam interaksi dengan sistem kekebalan tubuh. Sel-sel kekebalan yang terkandung dalam saluran pencernaan melindungi tubuh dari patogen dan berkontribusi pada keseimbangan mikroba yang sehat di dalam usus.

Secara keseluruhan, sistem pencernaan sangat penting untuk kesehatan kita. Lalu, bagaimana caranya menjaga kesehatan sistem pencernaan?

Cara menjaga kesehatan sistem pencernaan

Berikut ini beberapa langkah yang dapat kamu pelajari untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan dalam tubuh:

  1. Makan Makanan Sehat: Konsumsi makanan seimbang kaya serat, vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein sehat, dan lemak sehat dalam pola makan. Hindari makanan olahan maupun makanan cepat saji yang tinggi lemak jenuh, gula, dan garam.
  2. Cukup Cairan: Pastikan cukup minum air setiap hari untuk menjaga hidrasi. Air berperan dalam mencegah sembelit. Hindari minuman berkafein dan beralkohol yang dapat menyebabkan dehidrasi.
  3. Hindari Makan Terburu-buru: Cobalah untuk makan dengan perlahan dan menikmatinya. Mengunyah makanan dengan baik ternyata memulai proses pencernaan yang tepat di mulut sehingga membantu dalam mengurangi risiko gangguan pencernaan seperti gas dan kembung.
  4. Minum Air Lemon Hangat di Pagi Hari: Minum segelas air lemon hangat di pagi hari dapat membantu merangsang gerakan usus sekaligus membersihkan saluran pencernaan. Lemon juga kaya vitamin C yang baik untuk kesehatan sistem pencernaan.
  5. Hindari Konsumsi Makanan yang Terlalu Pedas atau Terlalu Dingin: Makanan yang terlalu pedas atau terlalu dingin dapat mengiritasi saluran pencernaan sehingga menyebabkan gangguan pencernaan. Dengan mengonsumsi makanan dalam suhu yang nyaman dan tidak terlalu pedas  dapat membantu untuk mengurangi risiko gangguan sistem pencernaan.
  6. Kelola Stres: Stres ternyata dapat mempengaruhi fungsi sistem pencernaan. Cari cara mengelola stres seperti olahraga, meditasi, pernapasan dalam, tidur yang cukup, dan aktivitas yang menenangkan untuk membantu meredakan stres.
  7. Rutin Berolahraga: Berolahraga secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah ke saluran pencernaan, mengatur gerakan usus, dan menjaga kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan. Kamu dapat memilih aktivitas fisik yang paling diminati dan menjalaninya secara teratur..
  8. Hindari Konsumsi Alkohol Berlebihan dan Merokok: Alkohol dan merokok dapat merusak saluran pencernaan dan menyebabkan masalah seperti gastritis, tukak lambungatau kanker saluran pencernaan. Hindari konsumsi alkohol dan merokok. Tapi, jika dirasa sulit maka perokok dewasa dapat beralih ke produk tembakau alternatif yang memiliki risiko lebih rendah daripada rokok.
  9. Rutin Cek Kesehatan: Cek kesehatan secara rutin untuk mendeteksi dan mencegah masalah pencernaan yang mungkin timbul. Jika terdapat gejala yang mencurigakan atau masalah pencernaan yang berkelanjutan, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Itulah beberapa tips singkat dari Masmin mengenai pentingnya menjaga kesehatan sistem pencernaan!

Untuk tahu lebih banyak tentang #SadarRisiko dan dapat semakin #KurangiRisiko, jangan lupa kunjungi dan ikuti akun sosial media instagram @Masindo.id ya!

Baca juga artikel lain dari kami dan jangan lupa like dan share jika menurutmu artikel ini bermanfaat! Mari bersama-sama menjaga diri sendiri, #SadarRisiko sedari dini dan turut menyebarkan informasi akan pentingnya sadar risiko kepada orang lain.

#SadarRisiko #KurangiRisiko #Masindo

Artikel Lainnya

Gangguan Tidur dan Risikonya: Kenali Bahayanya

Upaya Sadar Risiko

Gangguan Tidur dan Risikonya: Kenali Bahayanya

Hai Sobat #SadarRisiko! Masalah kesulitan tidur dikarenakan pekerjaan, bermain game atau banyak pikiran turut mengganggu kualitas tidur dan dapat menyebabkan risiko lebih luas secara jangka panjang. Kurangnya tidur secara kuantitas maupun kualitas sudah pasti akan menyebabkan kita kelelahan keesokan harinya. Namun, dampaknya bisa jauh lebih serius jika hal ini menjadi kebiasaan jangka panjang.

Upaya Pengurangan Bahaya Tembakau di Indonesia

Pengurangan Bahaya Tembakau

Upaya Pengurangan Bahaya Tembakau di Indonesia

Sobat MASINDO, prevalensi perokok dewasa di Indonesia terus menjadi isu kesehatan yang menjadi sorotan. Hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 yang diluncurkan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa terjadi penambahan jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu dari 60,3 juta pada 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada 2021.

Wawancara Ketua MASINDO Dimas Syailendra Ranadireksa

Upaya Sadar Risiko

Wawancara Ketua MASINDO Dimas Syailendra Ranadireksa

Pada tahun 2045, Indonesia akan berumur genap 100 tahun. Pada tahun 2030, Indonesia diproyeksikan memiliki bonus demografi atau penduduk usia produktif mencapai 68.3 persen dari total populasi, yang kemudian disebut dengan Generasi Emas. Menurut pemerintah, Generasi Emas ini merupakan nakhoda yang mengarahkan kemajuan atau masa depan bangsa untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, yaitu menjadi negara yang maju.