Kembali Pengurangan Bahaya Tembakau

Upaya Pengurangan Bahaya Tembakau di Indonesia

Sobat MASINDO, prevalensi perokok dewasa di Indonesia terus menjadi isu kesehatan yang menjadi sorotan. Hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 yang diluncurkan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa terjadi penambahan jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu dari 60,3 juta pada 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada 2021.

Hal ini tentu perlu menjadi perhatian kita bersama. Sebab, seperti yang kita ketahui, kebiasaan merokok dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Kebiasaan ini dapat menimbulkan risiko penyakit jangka pendek maupun jangka panjang. 

Proses Penghantaran Nikotin pada Rokok Sebabkan Zat Berbahaya TAR

Merokok dapat menyebabkan komplikasi berkelanjutan, seperti kanker, penyakit kardiovaskular, penurunan daya tahan tubuh, dan efek jangka panjang lainnya pada sistem tubuh. Penyakit-penyakit tersebut muncul karena saat merokok, proses penghantaran nikotin adalah dengan cara dibakar. Proses ini menghasilkan zat berbahaya bernama TAR, yang menjadi penyebab penyakit-penyakit terkait kebiasaan merokok.

TAR merupakan zat kimia partikel padat yang hanya dihasilkan ketika rokok sudah dibakar dan bersifat karsinogenik atau berpotensi meningkatkan risiko tumbuhnya sel-sel kanker. TAR yang dihisap akan mengendap di paru-paru bagi perokok. Selain pada perokok, TAR dapat berbahaya bagi non-perokok. Sebab TAR dapat tertinggal dan menempel pada pakaian orang dengan kebiasaan merokok, dan benda lain yang terpapar asap rokok.

Meskipun tidak semua risiko dari kebiasaan merokok terjadi secara langsung, komplikasi dan kerusakannya dapat terakumulasi dan muncul setelah bertahun-tahun. Nah, sobat #SadarRisiko, sebetulnya ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dari kebiasaan merokok. Bagaimana caranya?

Penerapan Pengurangan Bahaya Tembakau (Tobacco Harm Reduction)

Untuk mengurangi risiko terkait kebiasaan merokok, perokok dewasa dapat merujuk kepada pendekatan pengurangan bahaya tembakau (tobacco harm reduction). Pendekatan ini berfokus pada upaya-upaya yang bertujuan untuk mengurangi risiko yang mungkin timbul dari kebiasaan merokok.

Pendekatan ini menyadari bahwa ada kesulitan bagi perokok dewasa untuk berhenti merokok sepenuhnya. Sehingga, pendekatan ini mengedepankan upaya-upaya yang dapat dilakukan perokok dewasa untuk mengurangi risiko dari kebiasaannya alih-alih memaksa para pelaku untuk berhenti secara sepenuhnya bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti. Walaupun, tidak dapat dipungkiri bahwa berhenti sepenuhnya merupakan solusi paling ideal untuk mengurangi risiko kebiasaan merokok.

Pendekatan pengurangan bahaya tembakau mendorong perokok dewasa untuk beralih ke alternatif yang lebih rendah risiko dibandingkan rokok. Cara #KurangiRisiko ini dapat dilakukan perokok dewasa dengan beralih ke produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, atau kantong nikotin. Produk-produk ini lebih rendah risiko dibandingkan rokok karena proses penghantaran nikotinnya tidak melalui pembakaran sehingga tidak menghasilkan asap yang mengandung zat berbahaya seperti TAR. Ini adalah perbedaan utama dari produk tembakau alternatif dan rokok.

Pendekatan pengurangan bahaya tembakau pun mulai populer di berbagai belahan dunia. Contohnya, pemerintah Inggris mengadopsi pendekatan ini dalam pembuatan kebijakan dalam skala nasional melalui program yang disebut dengan Swap to Stop (beralih untuk berhenti) pada tahun 2023. Melalui skema ini, hampir satu dari lima perokok akan diberikan rokok elektrik bersama serta diberi dukungan untuk membantu berhenti merokok oleh Departemen Kesehatan Inggris. Skema tersebut pada saat ini menarget sejumlah satu juta perokok untuk beralih ke rokok elektrik.

Berhenti merokok secara langsung mungkin sulit dilakukan secara instan. Tetapi, untuk perokok dewasa yang ingin mengurangi risiko dari kebiasaannya, pendekatan pengurangan bahaya tembakau menjadi salah satu opsi yang dapat diambil. Semoga artikel ini dapat menjadi langkah awal #SadarRisiko dan #KurangiRisiko bagi kita semua, demi kesehatan yang lebih baik.

Terima kasih telah membaca artikel Masindo. Kunjungi Instagram @masindo.id untuk mendapatkan informasi seputar sadar risiko dan pengurangan risiko.

#SadarRisiko #KurangiRisiko #Masindo

Artikel Lainnya

Pentingnya Pengurangan Bahaya Tembakau dan Pilihan Alternatif yang Lebih Baik

Pengurangan Bahaya Tembakau

Pentingnya Pengurangan Bahaya Tembakau dan Pilihan Alternatif yang Lebih Baik

Lebih dari sekedar gimmick yang bersifat jangka pendek, Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) mencoba untuk memberi paparan terkait isu bahaya tembakau serta pilihan alternatif yang lebih baik, yang saat ini dapat diakses bagi perokok dewasa yang kesulitan berhenti dari kebiasaannya.

Wawancara Ketua MASINDO Dimas Syailendra Ranadireksa

Upaya Sadar Risiko

Wawancara Ketua MASINDO Dimas Syailendra Ranadireksa

Pada tahun 2045, Indonesia akan berumur genap 100 tahun. Pada tahun 2030, Indonesia diproyeksikan memiliki bonus demografi atau penduduk usia produktif mencapai 68.3 persen dari total populasi, yang kemudian disebut dengan Generasi Emas. Menurut pemerintah, Generasi Emas ini merupakan nakhoda yang mengarahkan kemajuan atau masa depan bangsa untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, yaitu menjadi negara yang maju. 

Mengenal Sindrom Metabolik sebagai Langkah Awal Mengurangi Risiko Penyakit Kronik Tidak Menular

Pendekatan Pengurangan Bahaya

Mengenal Sindrom Metabolik sebagai Langkah Awal Mengurangi Risiko Penyakit Kronik Tidak Menular

Serangan jantung, stroke, dan diabetes tipe 2 merupakan beberapa contoh penyakit yang mungkin sudah tidak asing di telinga kita. Ketiga penyakit tersebut merupakan contoh penyakit yang tergolong dalam kelompok penyakit tidak menular (PTM). Perlu diketahui, risiko seseorang terkena PTM dapat meningkat ketika ia mengalami sindrom metabolik.