Tahukah Sobat #SadarRisiko bahwa udara di dalam rumah juga bisa tercemar polusi dan berdampak bagi kesehatan?
Sumber polusi udara di dalam rumah bisa datang dari berbagai sumber, seperti asap rokok, asap dapur, debu, tungau serta jamur dan lumut akibat udara lembab. Selain itu, AC dan kipas angin kotor, semprotan pembasmi serangga, pernis perabotan baru atau cat juga dapat menjadi sumber polusi udara.
Ternyata, polusi udara di dalam rumah dapat berpengaruh terhadap fisik kita lho! Beberapa contohnya adalah mata merah dan berair, hidung gatal dan tersumbat serta bersin-bersin, batuk berkepanjangan disertai sesak napas yang menyebabkan asma dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sakit kepala, bahkan gatal-gatal pada kulit.
Terapkan beberapa langkah di bawah ini untuk #KurangiRisiko polusi di dalam rumah:
Sobat #SadarRisiko harus ingat bahwa udara bersih di rumah dan luar rumah sama pentingnya. Kebiasaan rutin untuk menjaga kualitas udara di dalam rumah akan meningkatkan kualitas hidup kita secara jangka panjang. Selain itu, rajinlah memeriksa kadar kelembaban ruangan untuk menjaganya berada pada kisaran sehat, yaitu antara 30-50%, agar udara terhindar dari lumut dan jamur.
Untuk informasi kesehatan dan risiko lainnya, ikuti terus media sosial dan artikel-artikel MASINDO dan tetap #SadarRisiko untuk hidup lebih sehat!
Pentingnya konsep sadar risiko dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya bagi Kota Bandung yang memiliki komposisi penduduk yang beragam.
Untuk penerapan budaya sadar risiko kolaborasi adalah kunci dalam mengembangkan pemahaman tentang konsep sadar risiko. Aktivitas dalam penyebaran informasi mengenai budaya sadar risiko harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga menciptakan manfaat u
Hai Sobat #SadarRisiko! Masalah kesulitan tidur dikarenakan pekerjaan, bermain game atau banyak pikiran turut mengganggu kualitas tidur dan dapat menyebabkan risiko lebih luas secara jangka panjang. Kurangnya tidur secara kuantitas maupun kualitas sudah pasti akan menyebabkan kita kelelahan keesokan harinya. Namun, dampaknya bisa jauh lebih serius jika hal ini menjadi kebiasaan jangka panjang.