Sobat #SadarRisiko, pernahkah kamu berpikir seberapa sering kita terpapar total aerosol residue (TAR) atau zat karsinogenik yang dihasilkan dari pembakaran, dalam aktivitas sehari-hari? Mungkin kamu akan terkejut mengetahui bahwa paparan TAR sebenarnya tidak hanya berasal dari asap rokok saja.
Selain rokok, ternyata TAR bisa muncul dari berbagai sumber di lingkungan kita, seperti asap kendaraan bermotor, polusi udara perkotaan dari kendaraan bermotor, pembakaran sampah dan juga makanan yang dibakar seperti sate, ikan bakar dan juga barbeque.
Jadi, mengapa TAR berbahaya?
TAR merupakan zat karsinogenik yang sangat berbahaya bagi kesehatan ketika dihirup. TAR dapat menyebabkan risiko kerusakan paru-paru karena saluran udara akan menjadi lebih sempit sehingga mengganggu penyerapan oksigen ke dalam tubuh. Selain itu, kandungan karsinogen di dalam TAR dapat memicu berbagai jenis kanker, bukan hanya kanker paru-paru saja. TAR juga dapat memengaruhi hampir setiap organ dalam tubuh sehingga menurunkan daya kerjanya, serta meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes, penyakit gusi, penyakit jantung, dan bahkan menyebabkan infertilitas.
Bagaimana caranya #KurangiRisiko paparan TAR?
Kunci utamanya adalah menghindari terpapar asap dari segala proses pembakaran.
Dengan mengenali sumber paparan TAR dan mengambil langkah-langkah pencegahan, kita bisa mulai
mengurangi risiko kesehatan akibat paparan TAR dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk informasi lebih lanjut agar lebih #SadarRisiko dan #KurangiRisiko, temukan di laman online dan
media sosial #MASINDO.
Sobat #SadarRisiko, pernahkah merasa tidak pede akibat bau asap yang menempel di tubuh dan pakaian? Penyebab utamanya adalah TAR, zat hasil proses pembakaran yang ada dalam asap. TAR mudah menempel pada rambut, pakaian, dan permukaan lain—dan lebih parahnya, bersifat karsinogenik serta dapat mengendap di paru-paru jika terhirup terus-menerus.
Sumber polusi udara di dalam rumah bisa datang dari berbagai sumber, seperti asap rokok, asap dapur, debu, tungau serta jamur dan lumut akibat udara lembab. Selain itu, AC dan kipas angin kotor, semprotan pembasmi serangga, pernis perabotan baru atau cat juga dapat menjadi sumber polusi udara.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 629 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai daerah di Indonesia sepanjang tahun 2024. Tahukah #SobatSadarRisiko bahwa beberapa kebiasaan kecil yang tampaknya sepele bisa meningkatkan risiko kebakaran? Mari kita bahas agar lebih #SadarRisiko dan bisa #KurangiRisiko kebakaran di sekitar kita.