Kembali Pengurangan Bahaya Tembakau

Pentingnya Pengurangan Bahaya Tembakau dan Pilihan Alternatif yang Lebih Baik

Apa saja alternatif yang lebih baik dalam mengurangi risiko bahaya tembakau yang tersedia untuk perokok dewasa?

Lebih dari sekedar gimmick yang bersifat jangka pendek, Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) mencoba untuk memberi paparan terkait isu bahaya tembakau serta pilihan alternatif yang lebih baik, yang saat ini dapat diakses bagi perokok dewasa yang kesulitan berhenti dari kebiasaannya.

Seiring semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang sains dan teknologi, kebiasaan merokok semakin menjadi isu kesehatan global selama beberapa dekade terakhir ini. Dampaknya terhadap kesehatan, yakni dapat menyebabkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan merokok, membuat para peneliti, ahli, dan bahkan pemerintah di berbagai negara berupaya mencari solusi untuk mengurangi risiko. Salah satu konsep yang secara masif dipopulerkan dalam ranah kebijakan publik di sektor kesehatan adalah Pengurangan Bahaya Tembakau atau yang juga dikenal dengan Tobacco Harm Reduction, yang mengedepankan pendekatan yang lebih baik bagi para perokok dewasa yang belum bisa sepenuhnya berhenti dari kebiasaannya.

Konsep Tobacco Harm Reduction (THR) merupakan pendekatan pengurangan dampak buruk akibat konsumsi tembakau melalui penggunaan produk tembakau alternatif, yang lebih rendah risiko bagi kesehatan. Pasalnya, produk tembakau alternatif mengeliminasi proses pembakaran yang terbukti secara signifikan mengurangi senyawa kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya.

Salah satu alasan utama di balik THR adalah memberikan pilihan alternatif yang lebih baik kepada perokok agar mereka dapat beralih ke produk tembakau lainnya yang lebih memiliki profil risiko lebih rendah dari rokok. Pilihan alternatif yang lebih baik tersebut, misalnya, rokok elektronik (vape), produk tembakau yang dipanaskan, produk tembakau tanpa asap.

  1. Rokok Elektronik (Vaping):

Secara global, rokok elektronik dapat dikatakan sebagai salah satu produk tembakau alternatif yang paling populer di masyarakat. Cara mengkonsumsi produk tembakau ini yakni melalui hisapan cairan hasil sulingan tembakau yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu, untuk menghasilkan penyerapan. Dalam hal ini, tidak ada proses pembakaran yang notabene dapat menghasilkan senyawa bersifat karsinogenik. Studi menunjukkan bahwa vaping memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan merokok, karena tidak menghasilkan asap tembakau yang mengandung zat berbahaya seperti TAR.

  1. Produk Tembakau yang Dipanaskan (Heated Tobacco Products):

Produk tembakau yang dipanaskan dirancang secara khusus untuk memanaskan tembakau dan tidak membakarnya. Proses pemanasan tembakau ini dibuktikan oleh berbagai penelitian dapat mengurangi hingga 95% paparan terhadap zat kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya yang dihasilkan dari proses pembakaran tembakau pada rokok konvensional.

  1. Snus dan Produk Tembakau Tanpa Asap:

Snus yang populer di Swedia ini digunakan dengan cara menyimpannya di dalam bibir hingga menempel pada gusi bagian atas. Snus juga merupakan salah satu alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa. Studi menunjukkan bahwa snus memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.

Bahaya Rokok Dibakar Dibandingkan dengan Produk Tembakau Alternatif

Merokok secara konvensional dengan cara dibakar menghasilkan lebih dari 7.000 zat kimia. Lebih dari 250 zat yang diketahui beracun dan setidaknya 69 di antaranya dapat menyebabkan kanker. Berbagai produk tembakau alternatif, sebagaimana disebutkan di atas, terbukti mengeliminasi zat kimia berbahaya secara signifikan karena tidak melibatkan proses pembakaran.

Asap rokok ini juga berbahaya bagi orang sekitar yang menghirupnya (secondhand smoke). Tak hanya itu, asap rokok juga dapat tertinggal pada baju, rambut, karpet dan berbagai permukaan lainnya yang dikenal sebagai thirdhand smoke.

Sementara itu, produk alternatif tembakau tidak menghasilkan asap, melainkan uap. Berbagai studi dan penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif berpotensi mengurangi paparan senyawa kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya secara signifikan. Beberapa penelitian bahkan menyarankan beralih ke alternatif tembakau untuk mengurangi potensi terkena penyakit yang berkaitan dengan merokok.

Jangan lupa kunjungi artikel lain dari kami dan ikuti akun sosial media MASINDO lainnya untuk tahu lebih banyak tentang membangun budaya #SadarRisiko dan #KurangiRisiko.

#SadarRisiko #KurangiRisiko #Masindo

Artikel Lainnya

Pemanfaatan Produk Tembakau Alternatif Sebagai Langkah #KurangiRisiko Kebiasaan Merokok

Pengurangan Bahaya Tembakau

Pemanfaatan Produk Tembakau Alternatif Sebagai Langkah #KurangiRisiko Kebiasaan Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan  dan telah menjadi perhatian di Indonesia. Sebab, berdasarkan data yang dikutip dari Kementerian Kesehatan, Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah perokok di antara penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mencapai 28,3% pada tahun 2022.

Membangun kebiasaan olahraga yang efektif dalam upaya sadar risiko

Pendekatan Pengurangan Bahaya

Membangun kebiasaan olahraga yang efektif dalam upaya sadar risiko

Tidak perlu diragukan lagi bahwa olahraga merupakan aktivitas positif yang harus kita lakukan secara rutin untuk mengurangi risiko kesehatan yang dapat timbul di zaman serba cepat ini. Dengan rutin berolahraga kita dapat terhindar dari berbagai risiko kesehatan seperti diabetes, kanker, ataupun stroke. Jika kita belum bisa secara rutin berolahraga, tidak ada kata terlambat, simak artikel berikut untuk tahu tips dan trik membangun kebiasaan olahraga yang efektif!

Gangguan Tidur dan Risikonya: Kenali Bahayanya

Upaya Sadar Risiko

Gangguan Tidur dan Risikonya: Kenali Bahayanya

Hai Sobat #SadarRisiko! Masalah kesulitan tidur dikarenakan pekerjaan, bermain game atau banyak pikiran turut mengganggu kualitas tidur dan dapat menyebabkan risiko lebih luas secara jangka panjang. Kurangnya tidur secara kuantitas maupun kualitas sudah pasti akan menyebabkan kita kelelahan keesokan harinya. Namun, dampaknya bisa jauh lebih serius jika hal ini menjadi kebiasaan jangka panjang.