Kembali Upaya Sadar Risiko

Boedi Rheza: Edukasi Kesadaran Limbah Plastik dan Upaya Pengurangannya

Boedi Rheza merupakan pengamat kebijakan publik Center of Youth and Population Research (CYPR) yang merupakan anggota MASINDO.

Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, termasuk pengurangan limbah plastik, semakin berkembang di masyarakat Indonesia. Namun, dengan berkembangnya kesadaran akan dampak limbah plastik ini, masih banyak orang tidak mengetahui upaya-upaya yang bisa dilakukan secara individu dan kolektif untuk #KurangiRisiko yang diakibatkan oleh plastik.

Meskipun sering dianggap barang praktis, plastik bisa menyebabkan dampak merugikan bagi kesehatan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Penggunaan plastik di Indonesia terbilang telah mencapai angka yang mengkhawatirkan, yang setiap tahunnya meningkat mencapai jutaan ton. Sayangnya, tingkat daur ulang plastik masih rendah, terutama di daerah perkotaan. 

Menurut data dari Making Oceans Plastic Free, pada tahun 2017 terdapat 187,2 miliar kantong plastik yang digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Pada tahun 2022, total sampah plastik di Indonesia telah mencapai 12,5 juta ton. Sebagai gambaran, tingkat daur ulang plastik yang masih rendah, khususnya di daerah perkotaan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat bahwa tingkat daur ulang limbah plastik di perkotaan Pulau Jawa pada tahun 2020 hanya mencapai 11,8%.

Risiko pencemaran terhadap lingkungan oleh plastik disebabkan waktu yang lama bagi plastik untuk terurai. Sebagai contoh, plastik PET atau Polyethylene Terephthalate dan HDPR atau High-Density Polyethylene, yang umumnya digunakan untuk botol air mineral dan kemasan produk pembersih, membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk terurai sepenuhnya. 

Plastik yang dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan dan mengancam organisme di sekitarnya. Selain bisa merusak ekosistem laut dan darat, limbah plastik juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Contohnya, ketika limbah plastik terurai menjadi partikel yang disebut mikroplastik yang masuk ke dalam makanan yang kita konsumsi sehingga berpotensi menjadi racun.

MASINDO berbagi cerita ahli:

Penelitian LSM lingkungan Ecoton (Ecological Observation dan Wetlands Conservation) dan aktivis terhadap 40 sampel feses dari berbagai orang di Bali dan Jawa menunjukkan tidak satu pun sampel yang diteliti bebas dari kontaminasi mikroplastik, dengan bentuk dan kadar yang bervariasi. Kontaminasi ini berbahaya karena bisa membawa zat lain seperti deterjen, logam berat, dan partikel polutan udara ke dalam tubuh manusia.


Kampanye pengurangan penggunaan plastik menjadi penting. Secara kolektif, dukungan dari pemerintah dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan limbah plastik ini secara efektif. Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai upaya untuk melarang penggunaan kantong plastik di beberapa kota, dan menerapkan regulasi terkait pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, seperti melalui Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2020, serta peraturan turunannya. 

Dari sisi masyarakat, setiap individu diharapkan dapat mengurangi penggunaan plastik dan beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti tas belanja kain yang tidak sekali pakai, mengganti alat makan sekali pakai dengan sedotan pakai-ulang yang terbuat dari kayu atau stainless steel, dan melalukan 3R (reduce, reuse, and recycle). Masyarakat dapat berpartisipasi juga dengan melakukan daur ulang plastik melalui pengembalian plastik ke “bank sampah”, dan pemerintah bisa meninjau kembali untuk memberikan insentif terhadap inisiatif serupa supaya dapat dimaksimalkan penggunaannya.  

Berangkat dari konteks di atas, MASINDO berkomitmen untuk terus berkontribusi memberikan edukasi melalui informasi peningkatan kesadaran akan risiko, termasuk plastik, sehingga mendorong upaya pemerintah dalam menyediakan akses terhadap informasi seputar kebiasaan penggunaan plastik, risikonya, serta upaya beralih ke alternatif lainnya yang ramah lingkungan. 

Dengan mengurangi penggunaan plastik secara bertahap, kita dapat melindungi lingkungan dan mencegah risikonya terhadap kesehatan lingkungan hidup. Perubahaan gaya hidup ke arah lebih ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah plastik yang lebih baik, juga perlu digencarkan. 

Kita bisa berupaya lebih #SadarRisiko dan #KurangiRisiko, serta memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar. Mari bersama-sama mengingkatkan #SadarRisiko dan #KurangiRisiko limbah plastik untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. 

Temukan berbagai informasi pengurangan risiko lainnya di akun sosial media MASINDO! #SadarRisiko #KurangiRisiko #Masindo