Kembali Upaya Sadar Risiko

Pentingnya #SadarRisiko dan #KurangiRisiko Kebakaran dalam Menyambut Kemarau Panjang

Pada tahun 2024 ini, fenomena cuaca panas ekstrem, yaitu ketika suhu udara mencapai lebih dari 1 derajat Celsius lebih tinggi dari rata-rata suhu selama setahun ke belakang, tengah melanda berbagai daerah di penjuru dunia, baik itu di Eropa, Timur Tengah, sebagian Benua Amerika, hingga Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Di Asia Tenggara sendiri, rekor tertinggi suhu udara terasa di Iba, Filipina dimana suhunya mencapai hingga 53 derajat Celsius pada tanggal 28 April 2024.

Selain merupakan fenomena yang terjadi karena faktor alam, cuaca panas ekstrem ini juga perlu menjadi perhatian khusus bagi kita semua karena dapat diperparah dengan kegiatan manusia yang tidak sadar risiko atau lalai, sehingga dapat menimbulkan dampak-dampak yang tidak diinginkan dan membahayakan lingkungan sekitar.

Maka dari itu, kita sebagai masyarakat #SadarRisiko, perlu mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk memitigasi dampak tersebut.

Cuaca Panas dan Panas Ekstrem di Indonesia Menjadi Sorotan Pemerintah

Sejak bulan Juni 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperkirakan bahwa cuaca panas ekstrem di Indonesia selama musim kemarau ini akan berlangsung sampai bulan September.

BMKG juga tengah mengidentifikasi lokasi-lokasi titik panas yang tidak mengalami hujan selama 31-60 hari. Titik-titik tersebut paling banyak teridentifikasi di Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Terkait hal ini, pemerintah akan fokus melakukan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (OTMC) untuk memitigasi risiko kebakaran lahan dan hutan yang dapat juga terjadi.

Secara historis, Indonesia memang rentan mengalami kebakaran hutan saat musim kemarau, khususnya ketika cuaca panas dan panas ekstrem melanda. Perilaku tidak sadar risiko, seperti membakar sampah di daerah kering dan berangin, serta perilaku pembakaran liar untuk membuka lahan pertanian, bisa menyebabkan kerugian baik secara materiil berupa kerusakan lingkungan. Kegiatan tidak sadar risiko ini juga bisa menyebabkan polusi udara yang akan mengganggu kesehatan manusia di sekitarnya.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, sempat menyampaikan, "Potensi kebakaran di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara cukup tinggi dengan beberapa titik panas yang terdeteksi. Koordinasi dan dukungan semua pihak sangat penting untuk mengatasi tantangan ini."

Lebih lanjut, menurut BMKG, pola cuaca yang tidak menentu dan faktor posisi semu matahari yang berada lebih dekat dengan daerah di sekitar khatulistiwa merupakan penyebab meningkatnya intensitas panas yang terasa di berbagai wilayah di Indonesia saat ini.

Upaya #SadarRisiko Menghadapi Cuaca Panas dan Panas Ekstrem

Menghadapi persoalan dampak cuaca ekstrem panas saat ini, Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) mengimbau masyarakat untuk lebih sadar risiko kesehatan dan berupaya memitigasi kemungkinan kejadian bencana kebakaran di musim kemarau ini.

Hal ini bertujuan untuk mendukung pemerintah yang senantiasa memberikan upaya preventif dan kuratif terhadap risiko dan dampak yang ditimbulkan di saat musim ini. Hal ini termasuk mengapresiasi kegiatan pemerintah dalam memberikan informasi terkait daerah-daerah rentan kebakaran, pemberian sarana dan prasarana untuk memadamkan kebakaran jika terjadi. Selain itu, MASINDO juga menghimbau masyakarat #SadarRisiko untuk melakukan upaya-upaya berikut secara kolektif.

1. Hindari Menyalakan Api di Area Terbuka atau Luar Ruangan
MASINDO mengajak masyarakat untuk senantiasa membersihkan lahan rumah dari sampah kering untuk meminimalisir potensi tersulutnya api. Selain itu, pembakaran sampah di area terbuka sebaiknya tidak dilakukan. Jika memang harus menyalakan api saat melakukan kegiatan di luar ruangan, untuk berkemah atau memasak, MASINDO menghimbau untuk selalu memastikan api benar-benar padam sesudah aktivitas tersebut selesai dilakukan.

2. Antisipasi dengan Aktif Melaporkan Potensi Kebakaran di Sekitar Kita kepada Pihak Berwenang
Selain sudah adanya beberapa imbauan dan pelarangan pembakaran terbuka selama musim kemarau, masyarakat #SadarRisiko juga sebaiknya lebih siaga, tidak sungkan untuk menegur perilaku kurang sadar risiko dan melaporkan ke pihak berwenang jika melihat kegiatan yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Tidak membuang puntung rokok sembarangan saat berada di luar ruangan, serta tidak membuang sampah kaca dan plastik sembarangan juga harus dilakukan karena berpotensi menjadi sumber kebakaran secara tidak disengaja.

3. Jaga Kesehatan dengan Mencukupi Kebutuhan Cairan dan Nutrisi bagi Tubuh
Cuaca panas dan cuaca ekstrem dapat memudahkan terjadinya dehidrasi yang bisa menyebabkan menurunnya performa dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Masyarakat #SadarRisiko dianjurkan untuk minum air putih yang cukup (2,5 sampai 3 liter sehari), mengurangi kebiasaan berisiko, dan menerapkan kebiasaan sehat yang seimbang, termasuk mengurangi kebiasaan merokok melalui pendekatan pengurangan bahaya tembakau melalui produk tembakau alternatif yang risikonya lebih rendah dari rokok. Namun, yang terbaik ialah menghindari rokok sepenuhnya.

Meskipun sulit untuk diprediksi kapan cuaca ekstrem akan berakhir, MASINDO percaya dengan adanya upaya mitigasi dan adaptasi bersama yang tepat, dampak dari cuaca panas dan panas ekstrem ini dapat dikurangi sehingga tidak terjadi kerugian yang besar.

Tetap #SadarRisiko dan #KurangiRisiko bersama MASINDO dengan mengikuti berbagai isu dan topik yang akan kami ulas.

Artikel Lainnya

#KurangiRisiko Kesehatan Akibat Kebiasaan Begadang

Pendekatan Pengurangan Bahaya

#KurangiRisiko Kesehatan Akibat Kebiasaan Begadang

Tidur yang cukup sangat penting untuk memperbaiki kerusakan sel dan jaringan, serta mendukung kesehatan fisik maupun emosional. Sebaliknya, tidak mendapatkan tidur yang cukup karena begadang dapat menyebabkan banyak risiko kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.

Ancaman di Era Digital: Mengenal Risiko Kejahatan Siber

Pendekatan Pengurangan Bahaya

Ancaman di Era Digital: Mengenal Risiko Kejahatan Siber

Kejahatan siber menjadi ancaman serius di era digital saat ini, termasuk di Indonesia. Salah satu isu utama yang dihadapi adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang risiko dan tindakan pencegahan. Maka itu, Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) mengajak pembaca untuk mengenal berbagai bentuk kejahatan siber yang mengancam, langkah-langkah pencegahan, serta tindakan yang dapat kita ambil jika menjadi korban kejahatan siber.

MASINDO: Pemerintah Didorong Terbuka Terhadap Bukti Ilmiah Produk Tembakau Alternatif

Pengurangan Bahaya Tembakau

MASINDO: Pemerintah Didorong Terbuka Terhadap Bukti Ilmiah Produk Tembakau Alternatif

Pemerintah dinilai perlu bersikap lebih terbuka dan adil dalam menyambut perkembangan penelitian dan inovasi terkait produk tembakau alternatif dan bukti pemanfaatannya dalam mengurangi bahaya tembakau